28 Maret 2008

Pengembangan TelkomHOTSPOT untuk Model-Model Bisnis Hotspot

Pengelola Hotspot sangat berkepentingan untuk tergelarnya Hotspot yang dapat dijangkau dimanapun pelanggan/usernya berada, sehingga kemudahan untuk mendapatkan akses broadband tidak dibatasi oleh waktu dan jarak.
Namun perlu ada upaya yang lebih serius untuk bisa menjalankannya sebagai sebuah entitas bisnis. Majalah eBizzAsia pernah mengulas tentang beberapa model bisnis yang barangkali diantaranya cocok dan tepat untuk situasi yang berbeda. Contoh model bisnis tersebut antara lain :

1. Venue menggelar dan memiliki sendiri,

• Venue membuat sendiri solusi Wi-Fi internalnya
• Venue memperoleh koneks (misalnya DSL) dari ISPkses
• Venue menentukan sendiri skema harga dan billing-nya
• Venue mendapat 100 persen revenue
• WISP mendapatkan revenue hanya dari sewa koneksi

2. Venue sebagai pemilik, WISP sebagai sistem integrator

• Venue membeli dan memiliki infrastruktur WiFi dan sistem backend-nya
• Venue menyewa koneksi dari WISP
• Venue menentukan sendiri skema harga dan billing-nya
• Venue mendapat 100 persen revenue
• WISP menyediakan jasa profesional untuk merancang dan menggelar seluruh solusi WiFi
• WISP mendapat pembayaran pertama untuk jasa profesional yang diberikannya
• WISP mendapat bayaran rutin untuk maintenance dan support

3. Venue menyewa infrastruktur dari WISP

• Venue tidak memiliki sendiri infrastrukturnya, tetapi menyewanya dari WISP
• Venue menentukan sendiri skema harga dan billing-nya
• Venue mendapat 100 persen revenue
• Venue membayar secara berkala (bulanan, tiga bulanan atau tahunan) sewa solusi WiFi kepada WISP
• WISP menyediakan koneksi
• WISP menyediakan jasa profesional untuk merancang dan menggelar seluruh solusi WiFi
• WISP tidak mendapat revenue dari hotspot
• WISP mendapat pembayaran secara periodik dari venue untuk sewa infrastruktur WiFi dan sistem backend-nya.

4. Partnership Venue – WISP

• Venue tidak menyediakan, memiliki atau membayar untuk solusi WiFi apapun
• Venue menyediakan lokasi
• Venue mendapatkan bagian dari revenue yang dihasilkan
• WISP menyediakan koneksi
• WISP menyediakan perangkat keras infrastruktur WiFi dan menggunakan sistem backend yang ada ditempatnya
• WISP menyediakan jasa profesional untuk merancang dan menggelar seluruh solusi WiFi
• WISP mendapatkan sebagian besar dari revenue

5. WISP sebagai pemilik

• WISP menyediakan lokasi atau membayar venue untuk penggunaannya
• WISP menyediakan dan menggelar seluruh solusi WiFi
• WISP mendapat 100 persen revenue
• Venue mungkin memperoleh atau tidak memperoleh bayaran bulanan untuk mengizinkan WISP menggunakan tempatnya

6. Model Agregator

• Venue mengontrak ISP untuk koneksinya
• Venue membeli peralatan preconfigured WiFi (HotSpot in a Box) dari agregator atau vendor hardware yang direkomendasikan
• Venue menjadi bagian dari jaringan hotspot agregator
• Venue menentukan sendiri harga akses untuk lokasinya
• End user bisa langsung mendaftar dengan agregator atau dengan venue
• End user memperoleh akses ke setiap hotspot yang ada di jaringan agregator termasuk lokasi yang dimiliki venue
• Venue mendapat sebagian besar revenue yang diperoleh dari customernya sendiri, yang mendaftar di lokasinya (80 persen)
• Venue mendapat bonus sekian tiap kali seorang pelanggan agregator log-in melalui hotspotnya
• Venue mendapat bonus tiap kali ia mendaftarkan customer untuk agregator
• Keuntungan:
o Mendapat local roaming antara jaringan hotspot agregator
o Venue mendapat peningkatan revenue tidak langsung dengan menarik lebih banyak customer, ditambah peningkatan langsung dengan memungkinkan roaming melalui tempatnya
o Jaringan agregator terus berkembang dari hotspot-hotspot standalone yang tersebar

Sumber : Republik Broadband

Tidak ada komentar: